4 Makanan Tradisional Yogyakarta yang Mulai Dilupakan

Yogyakarta atau yang sering diingat orang dengan sebutan Jogja Kota Pelajar, tidak hanya tempat berkumpulkan orang yang sedang dan ingin menuntut ilmu. Jogja sendiri adalah kota yang penuh dengan beragam kulinar. Kulinar Jogja banyak variasi, mulai dari yang tradisional, modern, mahal, murah, semua tersedia.

Banyaknya pilihan kulinar di Jogja, membuat orang-orang tertarik juga untuk menjadi pilihan oleh wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata kulinar di jogja, selain Jogja dengan wisata alam dan tradisinya yang masih terjaga dengan baik, ternyata wisata kulinar Jogja juga sudah mulai dilirik dan berkembang cukup pesat.

berbagai macam kulinar tradisional jogja yang patut untuk dicoba saat berwisata di jogja antara lain :

Brongkos

Ilustrasi: Prasmanan.com

Sekilas, brongkos terlihat seperti rawon. Kuahnya berwarna hitam pekat karena diracik menggunakan kluwak. Tekstur kuahnya sedikit tebal karena dimasak menggunakan santan yang membuat brongkos berbeda dengan rawon adalah tambahan kacang tolo dan telur.

Sego Abang Jirak

Ilustrasi: carimasakankhas.blogspot.com

Nah, Sego Abang Jirak adalah makanan Khas yang memiliki gizi yang tinggi.berbahan dasar beras merah yang tercatat memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibanding dengan beras putih yang dominan karbohidratnya. Selain itu, beras merah dihasilkan dari ladang sawah gogo yang tidak menggunakan produk pupuk kimia maupun pestisida. Oleh karena itu, bagi penggemar masakan organik, sego abang bisa menjadi pilihan utama. Biasanya sego abang ini di sajikan dengan sayur lombok ijo yang istimewa.

Mie Lethek

Ilustrasi: indonesia-tourism.com

Mie lethek secara harfiah berarti mie ‘kotor.’ Penamaan ini merujuk pada tampilan mie yang tak secerah mie kering lain. Mie lethek berwarna kecokelatan karena dibuat dari tepung singkong dan gaplek (singkong kering). Mie lethek banyak dibuat di Kecamatan Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Proses pembuatannya masih tradisional karena diaduk menggunakan alat penggiling tradisional bentuk silinder besar yang ditarik oleh sapi.

Sate Klatak

Ilustrasi: Partnerku.id

Sate klathak yang merupakan kuliner sate kambing dari Kecamatan Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika sate pada umumnya menggunakan tusukan dari bambu, lain halnya dengan sate klathak. Tusukan sate klathak terbuat dari jeruji besi. Tujuannya agar bagian dalam daging matang merata. Bumbu sate klathak juga berbeda dengan sate kebanyakan yang cenderung memakai bumbu kecap atau kacang. Sate klathak umumnya disajikan bersamaan dengan kuah kare yang menyerupai gulai.

Deretan makanan tradisional Jogja tersebut bisa menjadi referensi untuk berwisata kuliner saat berkunjung ke Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai chat
Bantuan?
Hallo
Ada yang bisa kami bantu?